hindarilah
kebathilan agar tidak tersesat dari jalan allah
Kaum
muslimin rahimakumullah..
Pertama-tama,
marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal
melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga
Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan
apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul
Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan
perbaikan...
Selanjutnya,
shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana
perintah Allah dalam Al-Qur’an :
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang
beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. (Al-Ahzab : 56)
Kaum
Muslimin rahimakumullah..
Di
akhir zaman seperti sekarang ini banyak hal terjadi yang sulit dicerna oleh
akal sehat kita. Di antaranya ialah kaum Muslimin seakan berlomba meninggalkan
ajaran Islamnya. Mereka lebih suka menjalankan ajaran ciptaan manusia dan
peninggalan nenek moyang, ketimbang sistem ciptaan Allah, Pencipta mereka
sendiri. Padahal jelas semua ajaran itu tidak akan dapat menyelamatkan diri
baik di dunia apalagi di akhirat. Hanya sistem ciptaan Allah yang mampu menjamin
keselamatan manusia di dunia dan juga akhirat kelak. Allah berfirman :
Dan
siapa yang mencari selain Islam sebagai dien (sistem hidup), maka tidak akan
diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imran : 85)
Di
tingkat Penguasa dan pemerintah negeri-negeri Muslim yang masih mengaku Muslim,
dengan berbagai dalih, mereka malah memerangi Islam, ajarannya dan para penyeru
Islam dengan terang-terangan. Lebih menyedihkan lagi, para pejuang Islam dan
para da’i yang dulunya mati-matian menyebarkan nilai-nilai Islam tak sedikit
yang telah berubah orientasi. Di mata mereka, Islam bukan lagi hal yang menarik
untuk dijadikan jalan hidup dan sistem hidup yang akan mengatur detil-detil
kehidupan di dunia ini. Mereka tanpa malu mencari dan menerapkan jalan lain
selain Islam yang digunakan untuk mengatur semua aspek kehidupan di dunia ini,
kendati terkadang masih memakai nama dan baju Islam.
Sesungguhnya
meyakini kebenaran Islam dan memahami ajarannya dengan baik belum cukup sebagai
bukti keimanan dan keislaman kita. Keyakinan dan pemaham tersebut menuntut
perjuangan yang tak kenal henti dan tak kenal menyerah dan kompromi sampai
titik darah penghabisan. Karena hakikat dakwan dan perjuangan dalam Islam
bukanlah penguasaan atas berbagai fasilitas kehidupan seperti, kedudukan,
harta, dan sekeping tanah tertentu, melainkan ketaatan yang mutlak kepada apa
saja perintah Allah, baik dalam bentuk amar (perintah) maupun nahyi (larangan).
Itulah puncak tauhid ubudiyah seorang Muslim. Itu pulalah yang membedakan
antara Muslim yang berdakwah dan berjuang karena Allah dan yang berdakwah dan
berjuang karena harta dan kedudukan.
Perjalanan
dakwah yang sudah berumur lebih 14 abad itu mengajarkan kepada kita bahwa
istiqomah fi thariqillah (konsisten di jalan Allah) dan tsabat fi sabiliddakwah
(kokoh di jalan dakwah) serta ‘adamul isti’jal wal intifa’ minaddakwah (tidak
tergesa-gesa dan tidak memanfaatkan dakwah untuk kepentingan duniawi) adalah
syarat mutlak yang harus dimiliki oleh para du’at ilallah. Orang-orang yang
tidak istiqomah, tidak tsabat serta isti’jal dan memiliki sifat intifa’ dalam
meniti jalan dakwah akan mudah tersesat dari jalan dakwah yang lurus bila
menghadapi berbagai ujian dan cobaan, khususnya cobaan keduniaan berupa harta
dan kekuasaan. Ketersesatan itu akan semakin jauh dan nyata apabila dakwah itu
dijadikan sumber meraup keuntungan dunia berupa pangkat, kedudukan, harta,
status sosial dan berbagai plakat dunia lainnya.
Sebab
itu Rasul Saw. mengajarkan kepada kita doa agar tetap dalam hidayah-Nya dan
mampu melihat dan menghindari kebatilan agar tidak tersesat dari jalan Allah,
seperti yang dituiskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menjelaskan ayat 214
dari surat Al-Baqoroh :
Yaa
Allah. Perlihatkanlah kepada kami yang Hak itu adalah Hak dan anugerahkanlah
kepada kami kemampuan mengkutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami yang Bathil
itu adalah Bathil dan anugerahkanlah kepada kami taufik untuk menghindarinya.
Janganlah Engkau jadikan kebathilan itu samar di mata kami, nanti kami bisa tersesat
(dari jaln-Mu). Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.
Kaum
Muslimin rahimakumullah..
Sebagaimana
Hidayah ada sebab pemberiannya, maka Dholalah (Kesesatan) juga ada sebabnya.
Penyebabnya bisa karena tergiur dan tertipu oleh godaan setan dan bisa juga
kerena dorongan syahwat dalam diri sendiri, sperti :
1.
Mengingkari (Kufur) dan menyekutukan (syirik) Tuhan Pencipta serta menolak
agama-Nya yang bersih dari ajaran syirik, seperti yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya :
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama
yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain
Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah
akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat
ingkar.” (Q.S. Az-Zumar:
3)
2.
Merubah aturan hidup yang ditetapkan Allah, (menghalalkan yang diharamkan Allah
dan mengharamkan yang dihalalkan Allah), seperti yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya :
Sesungguhnya
mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah menambah kekafiran, disesatkan
orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada
suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat
mensesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka mereka
menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Setan) menjadikan mereka memandang
baik perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.
(Q.S. Attaubah: 37)
3.
Berbuat zalim dengan mengingkari Tuhan Pencipta atau bersikap sebagai Tuhan,
seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang
mendebat Ibrahim tentang Tuhan Penciptanya (Allah) karena Allah telah
memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim
mengatakan: "Tuhan Penciptaku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,"
orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim
berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka
terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah: 258)
4. Menukar
keimanan kepada Allah dengan kekufuran kepada-Nya, seperti dijelaskan Allah
dalam firman-Nya :
“Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada
Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan
barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah
sesat dari jalan (hidup) yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 108)
5.
Mengaku beriman pada Kitab-Kitab Allah, akan tetapi dalam kehidupan
menginginkan dan menerapkan sistem (hukum) thaghut (selain hukum Allah),
seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya :
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada
apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah
mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan)
penyesatan yang sejauh-jauhnya. (Q.S. An-Nisa’: 60)
Kaum
muslimin rahimakumullah..
Penyebab
kesesatan yang lain ialah :
6.
Sifat nifaq (kemunafikan), di antaranya, suka menipu Allah, malas menunaikan
shalat, beramal untuk mendapatkan pujian manusia dan tidak bisa banyak berzikir
pada Allah, seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali (142) Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang
demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang
beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barang siapa
yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk
memberi petunjuk) baginya.(143) (Q.S. An-Nisa’: 142 – 143)
7.
Membunuh anak karena takut miskin, karena perbuatan tersebut menolak rezeki
(anak) yang diberikan Allah. Tindakan tersebut juga menyebabkan mereka
mengalami kerugian besar. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya
rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak
mengetahui, dan mereka mengharamkan (menolak) apa yang Allah telah rezekikan
kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya
mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. Al-An’am: 140)
8.
Tidak mau menggunakan hati, mata dan telinga (kecerdasan Spritual, Emotional
dan Intellectual) untuk mengenal dan memahami Kebesaran dan Keagungan Allah,
seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya :
"Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A’raf: 179)
9.
Mengikuti hawa nafsu, seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
“Tetapi orang-orang yang zalim mengikuti hawa
nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang
telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun.” (Q.S.
Ar-Rum: 29)
10.
Sifat dan sikap melampaui batas (melanggar) aturan Allah dan ragu-ragu terhadap
Risalah Rasulullah, seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya :
Dan
sesungguhnya telah datang sebelumnya Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan,
tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu,
hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim
seorang (rasul pun) sesudahnya". Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang
yang melampaui batas dan ragu-ragu.” (Q.S. Al-Mu’min: 34)
11.
Tidak mau meyakini kebenaran ayat-ayat Allah ( Al-Qur’an) dan ayat-ayat Allah
dalam alam semesta, seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
(meyakini kebenaran) kepada ayat-ayat Allah (Al Qur'an) Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.” (Q.S. An-Nahl: 104)
Kaum
Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah
khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam menjalani kehidupan
dunia yang sementara ini sesuai dengan kebenaran Islam. Semoga Allah pilih kita
menjadi orang-orang yang sukses di akhirat kelak, yakni dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam Syurga. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di
syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’,
dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini.
Allahumma amin..
Sumber : Ky. Nrsyam Syahri
Sumber : Ky. Nrsyam Syahri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar