Jalani yang Tak Anda Ingini
Raih mimpimu, jalani yang tak Anda ingini, Anda
tak akan meraih yang Anda inginkan hingga Anda siap menjalani hal-hal yang
tidak Anda inginkan.
Terdengar aneh mungkin. Siapa pun rasanya tidak
ingin menjalani sesuatu yang tidak di sukai. Seseorang yang tak suka makanan
pedas, akan marah atau menolak jika di berikan makanan pedas. Orang yang
terbiasa dengan kipas atau AC akan merasa ketidaknyamanan manakala harus berada
di ruang yang panas. Orang yang terbiasa dengan kehidupan yang mewah akan
merasa terbebani jika suatu saat harus menghadapi kondisi yang sulit.
Namun pada kenyataannya, kehidupan bukanlah suatu
pertunjukan yang dimana kita berperan sebagai sutradara dengan berbagai macam
adegan yang kita inginkan. Kita hanya berperan sebagai hamba dari Allah Rabb
semesta alam. DIAlah yang mengatur berbagai macam takdir yang telah di sediakan
untuk kita jalani. DIAlah sutradara dan produser dari sebuah pertunjukan dunia.
Sebagai hamba, seringnya kita hanya menginginkan suatu adegan yang nyaman dan
mudah. Tapi Allah sang sutradara tak inginkan kita lemah hanya dengan suatu
kemudahan dan kenyamanan.
Allah memberi kita airmata. Tentu sejatinya
sebagai manusia kita menolak. Meskipun takdir harus tetap di jalani. Yakinlah,
bahwa di balik skenario yang kadang terkesan “kejam” ada rahasia indah di balik
semua itu. Karena Allah tak pernah menciptakan suatu kesia-siaan dunia ini
melainkan ada hikmah yang terkandung di dalamnya.
Allah memberi kita kesenangan dan kebahagiaan.
Banyak orang yang menikmatinya bahkan lalai karenanya. Karena itu, Allah tak
ingin hambaNya menjadi terlena dan lupa sehingga di berikannya suatu kesulitan
agar hambaNya menjadi manusia yang bertaqwa dan tidak ingkar pada nikmat yang
Allah berikan.
Seorang murid, ia tak akan pernah merasakan
tingkatan-tingkatan kelas sebelum ia melaksanakan peraturan dari sekolah yaitu
mengikuti ujian. Ujian yang merupakan rangkuman dari semua mata pelajaran yang
telah di sampaikan oleh sang guru. Ujian yang bukan untuk “menyiksa” seorang
murid untuk memberi tekanan untuk belajar lebih giat tapi melihat seberapa
besar kemampuan murid tersebut menerima hasil pelajaran yang di sampaikan
gurunya selama beberapa bulan sebelumnya. Kemampuan murid satu dengan lainnya
akan berbeda, sehingga nilai yang di hasilkannya pun berbeda. Tapi, ketika
murid tersebut lulus dalam ujian maka otomatis ia akan menaiki jenjang kelas
yang lebih tinggi.
Seorang pendaki gunung, tak akan pernah menikmati
keagungan Allah di puncak gunung sebelum ia rela untuk melelahkan diri mendaki medan terjal yang
membutuhkan waktu tidak sebentar. Tapi memang segala perjuangan akan menjadi
kenikmatan dan sesuatu yang tak terlupakan ketika sebuah puncak mampu di daki.
Dan dalam sebuah perjalanan tersebut tersimpan banyak hikmah yang terkandung
jika kita mau memikirkannya. Bagaimana kita mengasah empati kita untuk
menghormati kawan yang tidak memiliki fisik kuat, sehingga mau tak mau kita
harus ikhlas dan rela untuk tidak meninggalkannya sendiri. Mampu melatih diri
dalam keterbatasan kehidupan di alam bebas. Mampu berbagi dengan sesama dalam
hal apapun dan lain sebagainya.
Seperti itulah kehidupan. Tak ada pengakuan iman
tanpa ujian. Tak ada kesuksesan tanpa di sertai onak dan duri yang menjadikan
kita strong dan fight terhadap kehidupan.
Kesulitan, ketidaknyamanan, kesedihan, jatuh.
Semua adalah bentuk cinta Allah kepada para hambaNya. Sesuatu yang sangat tidak
kita inginkan tapi sebenarnya kita membutuhkannya. Bilamana kita mampu meraih
mimpi kita, semua jatuh dan bangun yang telah kita alami akan menjadi suatu
warna tersendiri yang tak akan pernah terlupa dan menjadikan diri kita menjadi
pribadi kuat serta tetap rendah hati.
Ketika saat ini kita berada di titik terendah,
berbahagialah karena sejenak kita akan berjumpa dengan kesenangan atau mungkin
mimpi kita semakin nyata terlihat. Sebaliknya jika kita sedang berada pada
titik kenyamanan, jangan pernah merasa angkuh dan bersyukurlah serta tetap
tawadhu’ sehingga jika sewaktu-waktu roda kehidupan berputar kita telah siap
untuk menyambutnya dengan senyum.
Semua mimpi manusia pasti akan berakhir pada
kebahagiaan. Kebahagiaan yang hakiki. Ketika kita menyandarkan mimpi kita pada
Allah dan siap pada segala ketentuanNya yang merupakan anak tangga menuju
kesuksesan baik itu pahit atau manis, Insya Allah kita akan siap dan tawakal
pada ketetapanNya.
Allahua’lamSumber : Akmal Umam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar