Mewaspadai Pintu Masuk Setan
Marilah pada kesempatan jumat ini, kita
kembali berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.
Takwa yang terlahir dari pemahaman yang benar dan ketundukan yang ikhlas,
sehingga setiap kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang ditinggalkan
tidaklah dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Suatu perbutan
dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan manfaat yang
besar dalam kehidupan.
Sesungguhnya setiap detik dari hidup
kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang tersirat, setiap amal
perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah lepas dari upaya setan
untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan
menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak menyadari dan
memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan
kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara
perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas utama setan dan
iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga dan terjauhkan dari rahmat
Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat Allah dan kemudian
sesat bersamanya. Begitulah ungkapan setan ketika mendapatkan laknat Allah:
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77)
وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي
إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
(80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ
لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
(83)
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu
adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari
pembalasan." Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan."
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan,
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83).
Menyadari ini semua, bahwa
keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun dari upaya
setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan apapun, bahkan
mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu tujuan
mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan menghuni
neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam menyesatkan manusia,
serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita
sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.
Di antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita
waspadai adalah:
Pertama: Pintu Syubhat dan Syahwat
Syubhat berarti suatu yang
meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan hawa nafsu, maka
dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan menghembuskan
bisikan dan rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga seakan membuat
hati menjadi tenang untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan
syahwat iniitu sejak awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan
langkah-langkah kejinya untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak
mentaati perintah Allah.
Mari kita
perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah berikut:
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا
مِنْ سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ
هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَنْ تَكُوناَ مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُوناَ مِنَ
الْخَالِدِينَ. وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ.
فَدَلاَّهُمَا بِغُرُورٍ.
"Maka
setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia
(setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang
yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka setan membujuk keduanya dengan
tipu daya." [Al-A'râf/7:20-22]
Dari
ayat ini dapat dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan
kecenderungan manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang
panjang, manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas
padahal usia mereka pendek dan terbatas.
Dalam ayat ini diketahui bahwa tipuan
yang digunakan setan adalah: “An takuunaa malakaini au takuunaa minal
khalidin.”
Dalam penjelasan ayat ini, kata malakaini
ada dua bacaan yang dapat dijadikan pengertian untuk memahamai maksud
dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini yaitu huruf lam dibaca
kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu, bacaan ini dikuatkan
oleh nash lain dalam surat Thaaha: “Maukah aku tunjukan kepada kalian
berdua, kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS.
Thaha: 120)
Atas dasar bacaan ini, maka tipuan
setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal. Keduanya
merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri manusia,
selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita dengar bersama
berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa setan sudah
banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.
Bacaan kedua adalah malakaini,
huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka manupulasi setan itu
adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan fisik seperti malaikat yang
kekal.
Ketika Iblis ini mengetahui bahwa Allah
melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan larangan ini terasa berat dalam
jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati mereka, iblis menimbulkan
khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat
dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia
adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.
Pintu setan
yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad
Menurut Imam Al-Ghazali, diantara
pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh atau tamak dan hasad, yaitu
kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi salah satu pintu yang
menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa manusia kemudian setan
menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa, maka itu pertanda akan
membawa pada kebinasaan.
Imam Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya
menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi Nuh ‘Alaihissalam menaiki perahu, dan
memasukkan ke dalam perahu itu berbagai makhluk secara berpasang-pasangan,
tiba-tiba beliau melihat seorang tua yang tidak dikenal. Orang itu tidak
memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam bertanya, “Untuk apa kamu masuk
kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari untuk mempengaruhi
sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka
bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.
Lalu, Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata,
“Keluarlah kamu dari sini, hai musuh Allah! Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian
berkata kepada Nabi Nuh, “Ada lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan
manusia. Akan kuberitahukan yang tiga, dan kusembunyikan yang dua.” Allah
mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak membutuhkan yang tiga. Aku
membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang dua itu?” Iblis menjawab,
“Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan dan kedengkian. Karena
kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Karena dorongan
ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda untuk menuruti keinginannya.”
Ketiga :
Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.
Dosa-dosa kecil dampaknya sangat
berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap kecil suatu perbuatan dosa maka
dengan demikian setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan
dosa-dosa kecilnya, sehingga dia akan terus menerus melakukannya dan dosa itu
akan membinasakannya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى
يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ.
Jauhilah
dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu
ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad, no. 23194)
Tentu ketika kita mengetahui
pintu-pintu masuknya setan ini, Allah Subhanhu wa Ta'ala dengan rahmat-Nya
memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya melalui Al-Quran dan melalui lisan
Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, untuk menghadapi dan mengusir
setiap bisikan dan godaan setan tersebut. Di antara hal-hal yang dapat
dilakukan agar terhindar dari tipu daya setan dan kawanannya adalah sebagai
berikut:
Pertama:
Menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.
Setiap ibadah ataupun amal perbuatan
yang dilakukan oleh hamba Allah, pasti setan akan berupaya menyimpangkan amal
tersebut agar tidak dilakukan dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar
amal itu tidak bernilai di hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan
yang riya dan syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.
Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan
diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan
tersebut dalam firman-Nya:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Iblis
berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu
yang ikhlash di antara mereka." [Al-Hijr/15:39-40].
Dalam ayat yang
lain disebutkan:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Iblis
menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Shâd/38:82-83].
Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin bahwa seorang yang mampu menjaga
keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan dalam menggodanya,
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
"Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat".
[Al-Hijr/15:42].
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.
Setan
selalu berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan berbagai
macam carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat. Dengan
kemaksiatan, keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga dengan mudah
setan akan mencelakakann seorang tersebut sehingga ia melakukan perbuatan dosa.
Sesungguhnya seluruh kekuatan,
kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, seorang hamba
yang ditolong dan dilindungi Allah dengan menjaga kondisi imannya dengan amal
ibadah yang kontinyu, maka tidak ada satu makhlukpun yang mampu
mencelakakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitakan hal ini di dalam
Al-Quran, sebagaimana firmannya:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
"Sesungguhnya
setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal
kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang
yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya
dengan Allah".[An Nahl : 99, 100].
Ketiga:
Berlindung Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Untuk menghadapi setan dan terhindar
dari godaannya, kita dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah untuk
senantiasa berlindung kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan
jika kamu digoda oleh setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-A'râf/7:200].
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori
dan Muslim disebutkan:
أن أبا هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه
و سلم « يأتي الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا وكذا؟ حتى يقول له من خلق ربك ؟ فإذا
بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته » . وعند أبي داود ( 4722 ) « فإذا قالوا ذلك فقولوا
الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد . ثم ليتفل عن يساره ثلاثا وليستعذ من
الشيطان »
Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".
Sedangkan dalam
riwayat Abu Dawud disebutkan:
"Jika
mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah
"Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakkan," kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan
berlindunglah kepada Allah".
Keempat:
Memperbanyak membaca Al-Quran dan memperkuat dzikrullah.
Al-Quran dan dzikrullah merupakan
benteng yang kokoh yang dapat melindungi diri dari godaan dan gangguan
setan dan membuatnya lari tunggang langgang, sebagaimana sabda Rosulullah:
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ
الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Dari
Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, janganlah kamu
menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah
yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no. 780).
Dalam sabda yang
lain disebutkan:
عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ
اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ
يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا
بِهَا...وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ
سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى
حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا
يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ.
Dari
Al-Harits Al-Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima
kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka
mengamalkannya (di antaranya): Aku
perintahkan kamu untuk dzikrullah. Sesungguhnya perumpamaan itu seperti
perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga
apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan
dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah
seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan
dzikrullah". (HR Ahmad)
Kelima:
Menyelisihi Setan dari setiap perbuatannya.
Setan adalah musuh manusia, maka wajib
pula untuk menjadikannya sebagai musuh, dan membenci serta meninggalkan
perbuatannya. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala". (Fathir : 5, ).
Diantara
perbuatan setan yang harus diselisihi adalah:
Pertama: Perbuatan mubadzir atau pemborosan. Allah berfirman:
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ
الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)
“Dan janganlah kamu melakukan
perbuatan mubadzir, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isro
:26-27)
Kedua: Makan dan minum dengan tangan kiri. Rosulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ «لاَ يَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِشِمَالِهِ وَلاَ يَشْرَبْ
بِشِمَالِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»
Dari Abdullah
bin Umar, Nabi sallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “Janganlah salah seorang
diantara kalian makan dan minum dengan tangan kirinya, sesungguhnya setan makan
dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Tirmidzi)
Ketiga: Tergesa-gesa dalam pekerjaan. Rosulullah bersabda:
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « الْعَجَلَةُ مِنْ
الشَّيْطَانِ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَسَنٌ .
Dari Sahl bin Said, Rosulullah
bersabda: “Tergesa-gesa itu dari perbuatan setan”. (HR. Tirmidzi)
Demikianlah
uraian singkat ini, semoga kita mampu membentengi diri kita dalam menghadapi
permusuhan dan tipu daya setan yang selalu menyesatkan langkah kita menuju
keridhoaan dan surga Allah subhanahu wa ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar